Sabtu, 21 September 2024

JEJAK BERDARAH KOMUNIS & ZIONIS

 Dr. H. Abdul Chair Ramadhan, S.H., M.H.

(Ahli Hukum & Pemerhati Zionisme)

Pusat Pemikiran Al-Fatih







Jakarta, Jumat 20 September 2024.


Orkestra Iblis Dalam Perselingkuhan Komunis & Zionis


“Komunis tidak dapat dilepaskan dari Zionis, di dalamnya terkandung perselingkuhan yang demikian terang dan nyata. Komunis dan Zionis adalah bagian integral dari orkestra Iblis”.


    Komunisme sebagai ideologi transnasional dalam sejarahnya telah membawa bencana terbesar bagi umat manusia. Keberadaannya telah begitu banyak menumpahkan darah di berbagai belahan bumi, melebihi korban Nazi Hitler saat berkecamuk Perang Dunia II. Ideologi transnasional tersebut mencapai puncaknya melalui dua tokoh filsuf Jerman, Karl Mark dan Friedrich Engels pada abad ke-19.


 Keduanya adalah ateis dan memendam kebencian yang mendalam terhadap agama. Sebagaimana orang-orang materialis, Mark dan Engels memiliki pandangan serupa yakni menghapuskan keyakinan terhadap agama.


Marx pertama kali diperkenalkan ide tentang Sosialisme oleh Moses Hess. Saat berusia 23 tahun. Hess adalah salah seorang guru Marx yang paling kontemporer.


 Dia seorang Zionis militan, dan juga tokoh pemikir yang paling dominan dibandingkan dengan pendiri Komunis lainnya. Dalam bukunya yang terkenal “Rom und Jerusalem”, 


Hess menyerukan kepada Zionis untuk bergerak dari kejayaan Komunis di Eropa guna membangun ‘Ibu Kota Politik Dunia’ mereka di Palestina. Belakangan kuburannya digali secara diam-diam dari perkuburannya di Eropa dan kemudian dibawa ke Israel untuk dikuburkan kembali dengan sponsor Kabalisnya, yakni Simon Ben Yohai, Chaim Weizmann dan berbagai petinggi Zionisme lainnya.


     Melalui Hess, Marx juga diperkenalkan dengan Pierre Proudhon seorang Sosialis Prancis. Proudhon adalah seorang yang menyembah Setan. Ralph Epperson - peneliti sejarah konspirasi dunia - mengungkapkan bahwa hal tersebut diketahui dari sebuah buku yang menulis tentang dirinya dan hubungannya dengan Marx.


 Dalam buku tersebut, Proudhon menulis bahwa Tuhan adalah prototipe ketidakadilan. Dikatakan olehnya, “Kita mendapatkan pengetahuan tanpa bantuannya, kita mendapatkan masyarakat tanpa bantuannya. Setiap langkah maju adalah kemenangan dimana kita menang terhadap Tuhan. 

Tuhan adalah kebodohan dan kepengecutan, Tuhan adalah kepura-puraan dan kepalsuan. 

Tuhan adalah tirani dan kemiskinan. 

Tuhan adalah kejahatan.”


Proudhon juga menyatakan bahwa Tuhan adalah jahat, karena dirinya yakin bahwa Tuhan telah menolak kemampuan manusia untuk berpikir. 


   Pernyataan itu identik dengan ajaran Freemasonry-Illuminati yang juga menekankan pada kebebasan berpikir (free thinker). Kebebasan berfikir adalah pandangan filosofis yang menyatakan bahwa opini harus didasarkan pada logika, ilmu pengetahuan, dan akal. Pemikiran bebas tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan, tradisi, dogma, dan agama.


     Menurut Epperson, 

    Marx dan teman-temannya bukanlah ateis sebagaimana yang digambarkan oleh para Marxist tentang mereka. Terdapat bukti bahwa Marx dan koleganya itu mengikuti penyembahan Setan yang dipimpin oleh Joana Southcott seorang pendeta Setanisme yang menganggap dirinya melakukan komunikasi dengan Iblis yang bernama Shiloh. 


Pernyataan Marx, “agama adalah candu masyarakat” dan oleh karenanya agama diposisikan sebagai musuh menandakan dirinya sejalan dengan pendeta Setanisme tersebut, yang pada gilirannya dia termasuk golongan penyembah Setan.


Tidak hanya “Bapak Komunisme” yang menyatakan kebencian terhadap agama dan permusuhan terhadap Tuhan, Lenin “Bapak Revolusi Komunis Rusia” juga menyuarakan kebenciannya kepada Tuhan dan agama, dia menulis komentar sebagai berikut:


“Ateisme merupakan bagian integral dari Marxisme. Marxisme adalah materialisme. Kita harus memerangi agama.”


“Kita – tentu saja – mengatakan bahwa kita tidak percaya kepada Tuhan. 

  Kita tidak percaya terhadap moralitas abadi. Yaitu moral yang menyebabkan kehancuran pada masyarakat terdahulu. Yang diperlukan hanyalah moral untuk penghapusan tatanan sosial lama yang mengeksploitasi.”


    Menurut Epperson, penghapusan tatanan sosial lama yang diinginkan oleh Lenin adalah menghancurkan Tatanan Dunia Lama untuk kemudian menggantinya dengan Tatanan Dunia guna menyatukan kaum proletariat.


Nikita Khrushchev , 

Seorang diktator Rusia yang memeluk Komunisme juga mengatakan, “Jangan berpikiran bahwa para Komunis telah mengubah pemikirannya mengenai agama. Kami tetap ateis sebagaimana biasanya, kami melakukan sebisa mungkin untuk membebaskan mereka yang masih berada di bawah mantra candu agama ini.”


    Narasi “penghapusan tatanan sosial lama” oleh Lenin dan “membebaskan mereka” oleh Khrushchev, memperlihatkan hal itu bukan saja menunjuk pada Komunis, melainkan juga oleh Zionis. Catatan sejarah menunjukkan bahwa Freemasonry – yang kemudian oleh Adam Weishaupt dibentuk ordo Illuminati – telah menggagas pembentukan “Tatanan Dunia Baru”. 


Tatanan Dunia Baru yang disebut “Novus Ordo Seclarum”, dimaksudkan menghapus tatanan sosial lama. 


Dalam penghapusan tersebut bukan saja menghapuskan agama-agama, namun juga penghapusan bangsa dan negara, penghapusan kepemilikan hak milik dan penghapusan keluarga. 


Kesemua penghapusan sebagaimana yang dimaksudkan oleh Freemasonry-Illuminati terdapat dalam ‘Protokol Para Tetua Sion’ (The Protocols of the Elders of Zion). Pada akhirnya penghapusan yang dinginkan itu selaras dan sejalan dengan kehendak Komunisme. Perjumpaan kehendak lintas generasi yang relatif cukup lama itu sangat mustahil terjadi secara kebetulan.





    Henry Makow 

    Dalam bukunya “Illuminati The Cult that Hijacked the World”, mengatakan bahwa pemerintahan global, Tatanan Dunia Baru sebagai tujuan Freemasonry dimaksudkan untuk menciptakan kekacauan.


 Dalam rangka mencapai tujuannya, maka dilakukan proses dialektikal dari perang yang dibuat untuk memanipulasi melalui operasi bendera palsu, pencucian otak, propaganda, fitnah, dan kekerasan.


    Perlu digarisbawahi, bahwa Mark sangat terpengaruh oleh gagasan Charles Dawin yang mengemukakan teorinya tentang evolusi dalam bukunya “The Origin of Species”. Darwin menyatakan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada sebagai hasil dari perjuangan untuk mempertahankan hidup atau konflik dialektika.


 Lebih dari itu, dia juga mengingkari penciptaan dan menolak keyakinan terhadap agama. Gagasan Darwin telah menginspirasi bagi kepentingan menarik dukungan dan penguatan ideologi Komunisme. Oleh karena itu, teori Evolusi menjadi penting bagi Komunisme.


Darwin mengatakan bahwa, “manusia itu adalah hewan yang telah mengalami perkembangan dengan sempurna”. Dia juga menegaskan bahwa, “yang kuat bertahan hidup, yang lemah punah”. Penting diketahui, pendapat Darwin ternyata mewarisi kakeknya, Erasmus Darwin. 


Erasmus adalah seorang ‘evolusionis’ yang menganut kepercayaan Pagan.


 Paganisme adalah kepercayaan masa dulu, menjadi bagian kepercayaan dan sekaligus bangunan pemikiran Fremasonry-Illuminati. Kakek Darwin ini, adalah salah satu petinggi Mason Canongate Kilwining yang terkenal di Skotlandia. Dia juga memiliki hubungan dekat dengan kaum Jacobin di Prancis dan Masonik Illuminati yang menaruh kebencian terhadap agama.


    Dari Erasmus inilah gagasan-gagasan yang sudah terbentuk kemudian dilanjutkan oleh Darwin. Pada akhirnya, Darwinisme telah memberikan justifikasi terhadap rasialisme, genosida dan peperangan. Penghancuran negara, penghapusan ras dan etnis didahului oleh ajaran Darwinisme. Kemudian menjadikan elit beserta komponennya sebagai Fasisme dan Komunisme.


Melalui Komunisme, 

Darwinisme dijadikan sebagai teori ilmiah guna pembenaran peperangan dan gonosida.  Dalam kaitan ini, Zionis membentuk Nietzsche yang mengatakan bahwa, “tuhan telah mati” dan mereka yang menggantikan posisi tuhan. Fasisme sesungguhnya merupakan ideologi yang dibangun menurut hukum rimba sebagaimana diajarkan oleh Darwin. Benih-benih ajaran fasisme masih ada ditemui dan secara tidak langsung menjadi bagian dari pemikiran dan tindakan seseorang dan kelompok.


    Marx kemudian menggunakan pemikiran Darwin untuk menjelaskan proses dialektik sejarah. Menurutnya, masyarakat telah menempuh tahapan-tahapan yang berbeda dalam sejarah, dan yang menentukan tahap-tahap tersebut adalah perubahan dalam sarana produksi dan hubungan-hubungan produksi. 


Berdasarkan pandangan ini, ekonomi menjadi penentu segala sesuatu yang lain. 


Sejarah melewati beberapa tahapan evolusi, 

  Yakni Masyarakat Primitif, Masyarakat Budak, Masyarakat Feodal, Masyarakat Kapitalis, dan Masyarakat Komunis sebagai tahapan yang terakhir. Marx menyatakan bahwa secara bergantian, negara-negara maju kapitalis akan mengalami revolusi Komunis, namun periode yang dimaksudkan itu tidak pernah terjadi.


    Engels juga mengakui kekagumannya pada Darwin.

   Engels memuji Darwin dan Marx sebagai dua orang yang memiliki kesamaan. Darwin menemukan hukum evolusi pada alam kehidupan, sedangkan Marx menemukan hukum evolusi pada sejarah manusia. Engels menekankan betapa pentingnya usaha yang dilakukan Darwin dalam membangun sebuah teori yang menentang agama. 


Darwin telah memberikan gambaran bahwa alam kehidupan yang ada sekarang baik tumbuhan, binatang, dan juga manusia adalah hasil dari proses evolusi yang terus berlangsung selama jutaan tahun.


Pemikiran Darwin yang notabene mewakili ajaran paganisme dari kakeknya Erasmus Darwin yang juga petinggi Mason identik dengan agenda Freemasonry sebagaimana terangkum dalam “The Protocols of the Elders Zion”. 


Protokol Zionis menyebutkan bahwa, “Pikirkan secara seksama mengenai keberhasilan yang telah kita rencanakan bagi Darwinisme, Marxisme, Nietzcheisme. 


Bagi kita orang-orang Yahudi, dalam kapasitas apa pun, harus dapat melihat dengan jelas betapa memecah belahnya arahan-arahan ini bagi pemikiran goyim.


” Penyebutan “goyim” adalah ditujukan bagi orang selain Zionis yang dianggap lemah dan bodoh, bahkan ditempatkan sebagai hewan.




     Penafsiran Darwin tentang evolusi, dimana evolusi telah berlangsung melalui hasil kerja seleksi alam memberi penjelasan lain di luar penjelasan teologis alam semesta menurut Darwin sepenuhnya bersifat materialistik. Marx dan Engels senang karena merasa yakin bahwa gagasan evolusi Darwin memberikan dukungan ilmiah bagi cara pandang ateis mereka.


Marx mengatakan bahwa selain perang terhadap Tuhan, juga harus berperang melawan keluarga. Hal ini terdapat dalam tulisan Marx dalam Communist Manifesto, “Penghapusan keluarga! Merupakan gejolak yang paling radikal dari proposal Komunis yang tak populis.” Kekejaman terhadap keluarga menyebabkan keluarganya sendiri menjadi demikian sangat menderita. 


Arnold Kunzli 

     Dalam bukunya yang berjudul “Karl Marx – A Psychogram”, menulis mengenai keluarga Marx. Disebutkan, putrinya Laura mengubur tiga anaknya. Kemudian dia bersama suaminya Paul Lafargue yang juga seorang Sosialis melakukan bunuh diri bersama. Putrinya yang lain Eleanor, memutuskan bersama suaminya melakukan hal yang sama, bunuh diri.


    Lenin seringkali menegaskan,

   Bahwa teori Darwin merupakan landasan berpijak yang sangat penting bagi filsafat materialis dialektika. Kemudian, tampilnya Stalin pasca kematian Lenin (1924) telah menjadikannya seorang diktator paling berdarah sepanjang sejarah dunia. Penulis menyebut Stalin sebagai “Bapak Diktator Komunis”. 


Dikatakan demikian oleh karena melalui Stalin, kekejaman dan kebiadaban oleh Komunis terbukti. Darwinisme sebagai penyebab yang paling berpengaruh bagi Stalin, hingga menjadikannya pembunuh yang demikian kejam.


Darwinisme yang menjadi sumber kebiadaban Komunisme telah merengut nyawa yang demikian fantastis. Dalam kaitan ini, Robert Conquest memprediksi paling tidak sebanyak 21.500.000 orang telah dibunuh selama penguasan Marxis dan termasuk pasca Revolusi Rusia pada tahun 1917.  Menurutnya, angka tersebut merupakan angka minimal dan angka keseluruhan dapat menembus angka 45.000.000. 


     Cina - selama Revolusi Komunis dari tahun 1923 sampai tahun 1947 - 

    Juga mengalami kondisi serupa. 

   Profesor Richard L. Walker melaporkan dalam laporan resmi pemerintah yang dikeluarkan oleh Subkomite Senat Keamanan Internal tahun 1971, memperkirakan jumlah keseluruhan korban meningggal di Cina berjumlah 64.000.000 orang.


    Rezim Cina 

    Juga secara sistematis memindahkan orang-orang keturunan Cina untuk menetap di wilayah Turkistan. Rezim Komunis ini bertujuan untuk menghancurkan kaum Muslimin yang menolak asimilasi. 

Dampak dari pemindahan ke Turkistan yang dilaksanakan pemerintah Cina sejak tahun 1953, sungguh di luar perkiraan. 


Pada tahun 1953, warga Muslim berjumlah 75% dan Cina 9%, 

    Namun hingga tahun 1982 jumlah menjadi Muslim 43% dan Cina 40%. Sensus tahun 1990, memperlihatkan jumlah populasi Muslim 40% dan Cina 53%, hal ini merupakan petunjuk paling penting yang menunjukkan tingkat pembersihan etnis tersebut.


 Jumlah warga Turkistan Timur yang terbunuh diketahui mencapai jumlah yang mencengangkan, yakni 35.000.000 jiwa.


Sementara itu, 

Pemerintah Cina juga menggunakan Muslim Turkistan Timur sebagai hewan percobaan dalam uji nuklir mereka. 

Akibat berbagai uji nuklir, yang dimulai pada tahun 1964, para penduduk setempat telah terjangkiti penyakit mematikan, dan 20.000 bayi cacat ketika dilahirkan. Diketahui bahwa jumlah Muslim yang meninggal akibat uji nuklir ini adalah sebanyak 210.000 jiwa. Ribuan orang mengalami cacat anggota tubuh, dan ribuan lainnya terkena penyakit seperti kuning dan kanker.


     Perilaku biadab yang demikian dahsyat dan suilt dipercaya terjadi ketika Revolusi Komunis berlangsung di Cina. Rakyat Cina mengalami kondisi hipnotis secara masal. Rakyat Cina mendukung segala jenis pembantaian dan menunjukkan dukungannya. 


Dalam buku “Le Livre Noir du Communisme (Buku Hitam Komunisme), yang disusun oleh sekelompok sejarawan dan pengajar, menjelaskan tindakan biadab Komunisme. Kekejaman dan kebiadaban tersebut ditunjukkan pada saat seluruh warga diundang untuk menghadiri pengadilan terbuka terhadap orang-orang yang menentang revolusi, yang hampir dipastikan akan dihukum mati.


    Setiap orang turut serta menghadiri hukuman mati tersebut, dan berteriak ‘bunuh’, ‘bunuh’, kepada Pasukan Penjaga Merah yang tugasnya memotong-motong tubuh korban. Kadang potongan-potongan ini dimasak dan dimakan, atau secara paksa diberikan untuk dimakan oleh anggota keluarga korban yang masih hidup dan yang menyaksikan peristiwa tersebut.


 Setiap orang kemudian diundang dalam sebuah perjamuan, dimana hati dan jantung dimakan secara bersama-sama. Ketika pembicara beridato di hadapannya terpampang barisan potongan kepala yang masih tertancap segar di atas tiang-tiang. Kesenangan pada kanibalisme kejam ini, di kemudian hari menjadi sesuatu yang lazim di bawah rezim Pol Pot.




    P.J. Darlington sebagai seorang evolusionis, 

   Dalam bukunya “Evolution for Naturalists”, mengakui bahwa:

    Kebiadaban Komunis adalah akibat alamiah teori evolusi, dan perilaku ini malah dibenarkan. Ia mengatakan, “… 

Kekerasan adalah sifat bawaan yang telah ada dalam diri kita, yang diturunkan dari binatang nenek moyang kita yang paling awal... 

Jika demikian, kekerasan adalah sesuatu yang alamiah bagi manusia, suatu hasil dari evolusi.”


     Baik Revolusi Rusia maupun Cina mengalami teori “kemenangan akal budi atas kepercayaan” sebagaimana yang dianut oleh Marxisme. Dalam kaitan ini, Zbigniew Brzezinski menyatakan bahwa ajaran Marxisme adalah memang “kemenangan akal budi atas kepercayaan”. 


Sejalan dengan itu, Whittaker Chambers, mantan anggota Partai Komunis di Amerika Serikat yang keluar dari partai tersebut mengatakan bahwa, “Komunisme terjadi ketika atas nama akal budi, manusia membebaskan diri mereka dari Tuhan.”


Paham Komunis yang menegasikan Tuhan dan ajaran agama terhubung dengan agenda Freemasony-Illuminati yang menghendaki penghancuran atas agama-agama yang ada di dunia. Marx dan koleganya sebagai penyembah Setan sebagaimana diutarakan di atas adalah juga sebangun dengan Freemasonry-Illuminati yang juga menjadikan Lucifer sebagai tuhan bagi para pengikutnya.


 Teori Evolusi yang diajarkan oleh Darwin dengan menganggap manusia lain sebagian hewan, memperlakukan dan menindas mereka seperti layaknya binatang, adalah juga selaras dengan kehendak Freemasonry.


     Menurut Juri Lina 

   Dalam bukunya “Architecs of Deception”, Freemasonry adalah Judaisme bagi kalangan non-Yahudi. Dia berdasarkan pada Kabbalah dan merupakan organ politik eksekutif dari elit keuangan Yahudi. 

Lina mengutip profesor Valeri Yemelyanov, yang berkata pada Kongres Partai Komunis Soviet tahun 1979, “Piramida Yahudi Freemason mengendalikan 80 persen perekonomian negara Kapitalis dunia dan 90-95 media informasi.”

 

    Freemasonry sebagai kelompok masyarakat rahasia (secret society) -

   Yang pada tahun 1776 berganti sebutan Illuminati dan kemudian menjadi Zionis Internasional pada tahun 1897 - bisa berbaju Komunisme/Sosialisme bisa pula berbaju Kapitalisme/Liberalisme. 


Terkait dengan hal ini pernyataan Christian Rakovsky (Chaim Rakover) menemukan relevansinya. Sebagaimana dikutip oleh Makow, Rakovsky mengatakan bahwa di Moskow terdapat Komunisme, di New York ada Kapitalisme. 


    Itu semua adalah sama, sebagai tesis dan anti tesis. 


  Moskow secara subjektif adalah memang Komunisme, 

     Namun secara objektif negara itu adalah juga Kapitalisme. New York secara secara subjektif adalah Kapitalisme, namun secara objektif Negara Paman Sam itu adalah juga Komunisme. Keuangan Internasional dan Komunis Kapitalis adalah satu. Mereka mengacu pada Illuminati sebagai bagian tertinggi dari Freemasonry.


Komunis dan Zionis “ibarat dua sisi mata uang yang sama”. 

Dapat dibedakan, namun tidak dapat dipisahkan.

 Kemunculan Komunisme tidak dapat dilepaskan dari gerakan Zionisme yang telah mengakar semenjak lama.

 Seorang teolog Reinhold Niebuhr mengatakan bahwa Marxisme adalah bentuk modern ramalan Yahudi. 

     Hal itu disampaikan pada pidatonya di hadapan Jewish Institute of Religion, pada tanggal 3 Oktober 1934. Pendapat tersebut adalah benar. 


Dalam sebuah buku “Did Six Millions Peoples Really Die?’” disampaikan bahwa sebagian besar Komunis adalah Yahudi, dan hanya sedikit sekali yang membantahnya. 


     Marx adalah seorang Yahudi, 

     Ia dikelilingi oleh Yahudi dan gerakan yang didirikan dinamakan dengan tokoh pendirinya, setelah kepemimpinan nya dipegang oleh kelompok Yahudi lainnya.


Uraian di atas menunjukkan bahwa Zionis yang membentuk Karl Mark sebagai Bapak Komunisme. Zionis - yang notabene konspirator Revolusi Prancis dan Revolusi Bolshevik - adalah pihak yang telah membesarkan Komunisme. 


Zionis pula yang telah mempertemukan pemikiran Karl Marx dengan paham Zionisme dan Darwinisme. 


   Dengan demikian pertemuan keduanya tidak terjadi secara kebetulan sebagaimana didalilkan oleh penganut Marxisme selama ini. Pertemuan itu telah direncanakan dalam permufakatan jahat (dolus premeditatus). 


Tegasnya, Zionisme itulah yang mengkondisikan para petinggi Komunis agar mengikuti keinginan elit Zionis sebagaimana agenda yang dirumuskan oleh Freemasonry-Illuminati semenjak lama.


    Keberadaan Protokol Zionis yang dalam implementasinya menggunakan Komunis bukanlah omong kosong. Henry Ford, dalam bukunya “The International Jew” (1976) menyatakan, “Jika saya ditanya tentang asli tidaknya Protokolat Zionis, maka saya tidak akan mau masuk ke dalam perdebatan panjang itu.


 Satu-satunya hal yang ingin saya katakan berkenaan dengannya adalah, bahwa semua kejadian yang ada di dunia ini sejalan dengannya.” Penulis juga berpendapat demikian. Dalam banyak tulisan penulis sebelumnya menunjukkan fakta telah berbicara bahwa konsepsi Protokol Zionis telah mewujud. 


Tinggal satu yang belum, yakni Perang Dunia III

 Sebagai kelanjutan peperangan sebelumnya. Depopulasi adalah impian Zionis,  karena menurut mereka, penghuni planet bumi idealnya hanya 500,000,000 jiwa. Dan itu, hanya  dari golongan mereka. 


     Sebagai penutup dapat dikatakan bahwa Komunis tidak dapat dilepaskan dari Zionis, di dalamnya terkandung perselingkuhan yang demikian terang dan nyata. Komunis dan Zionis adalah bagian integral dari orkestra Iblis.


Pusat Pemikiran Al-Fatih

Jakarta, Jumat 20 September 2024.






SEJARAH  SINGKAT :

PARTAI KOMUNIS INDONESIA [ PKI ]

By : Ginanjar Kartasasmita 


PERHATIAN DAN KEWASPADAAN BERSAMA UNTUK GENERASI YANG LAHIR SETELAH : TAHUN 1965


~ JASMERAH ~

[ Jangan Sekali Kali Melupakan Sejarah ]


DATA-DATA KRONOLOGI MELENGKAPI BERBAGAI LITERASI 

DAN  ATAU TULISAN TENTANG PKI



PKI  TAHUN 1945 ~ 1965


A. KRONOLOGIS


1. Tanggal 8 Oktober 1945: Gerakan Bawah Tanah PKI membentuk API (Angkatan Pemuda Indonesia) dan AMRI (Angkatan Muda Republik Indonesia).


2. Medio Oktober 1945: AMRI Slawi pimpinan Sakirman dan AMRI Talang pimpinan Kutil meneror, menangkap, dan membunuh sejumlah Pejabat Pemerintah di Tegal.


3. Tanggal 17 Oktober 1945: Tokoh Komunis Banten Ce’ Mamat yg terpilih sebagai Ketua KNI (Komite Nasional Indonesia) membentuk DPRS (Dewan Pemerintahan Rakyat Serang) dan merebut pemerintahan Keresidenan Banten melalui teror dengan kekuatan massanya.


4. Tanggal 18 Oktober 1945: Badan Direktorium Dewan Pusat yg dipimpin Tokoh Komunis Tangerang, Ahmad Khoirun, membentuk laskar yg diberi nama Ubel-Ubel dan mengambil alih kekuasaan pemerintahan Tangerang dari Bupati Agus Padmanegara.


5. Tanggal 21 Oktober 1945: PKI dibangun kembali secara terbuka.


6. Tanggal 4 November 1945: API dan AMRI menyerbu Kantor Pemda Tegal dan Markas TKR, tapi gagal. Lalu membentuk Gabungan Badan Perjuangan Tiga Daerah untuk merebut kekuasaan di Keresidenan Pekalongan yg meliputi Brebes, Tegal, dan Pemalang.


7. Tanggal 9 Desember 1945: PKI Banten pimpinan Ce’ Mamat menculik dan membunuh Bupati Lebak R. Hardiwinangun di Jembatan Sungai Cimancak.


8. Tanggal 12 Desember 1945: Ubel-Ubel Mauk yg dinamakan Laskar Hitam di bawah pimpinan Usman membunuh Tokoh Nasional Otto Iskandar Dinata.


9. Tanggal 12 Februari 1946: PKI Cirebon di bawah pimpinan Mr.Yoesoef dan Mr.Soeprapto membentuk Laskar Merah merebut kekuasaan Kota Cirebon dan melucuti TRI.


10. Tanggal 14 Februari 1946: TRI merebut kembali Kota Cirebon dari PKI.


11. Tanggal 3 - 9 Maret 1946: PKI Langkat – Sumatera di bawah pimpinan Usman Parinduri dan Marwan dengan gerakan massa atas nama revolusi sosial menyerbu Istana Sultan Langkat Darul Aman di Tanjung Pura, membunuh Sultan bersama keluarganya, dan menjarah harta kekayaannya.




12. Tahun 1947: Kader PKI Amir Syarifuddin Harahap berhasil jadi PM Republik Indonesia dan membentuk kabinet.


13. Tanggal 17 Januari 1948: PM Amir Syarifuddin Harahap menggelar Perjanjian Renville dengan Belanda.


14. Tanggal 23 Januari 1948: Presiden Soekarno membubarkan Kabinet PM Amir Syarifuddin Harahap dan menunjuk Wapres M Hatta untuk membentuk Kabinet baru.


15. Bulan Januari 1948: PKI membentuk FDR (Front Demokrasi Rakyat) yg dipimpin oleh Amir Syarifuddin untuk beroposisi terhadap Kabinet Hatta.


16. Tanggal 29 Mei 1948: M. Hatta melakukan ReRa (Reorganisasi dan Rasionalisasi) terhadap TNI dan PNS untuk dibersihkan dari unsur-unsur PKI.


17. Bulan Mei 1948: Muso pulang kembali dari Moskow – Rusia setelah 12 (dua belas) tahun tinggal disana.


18. Tanggal 23 Juni – 18 Juli 1948: PKI Klaten melalui SARBUPRI (Serikat Buruh Perkebunan Republik Indonesia) melakukan pemogokan massal untuk merongrong Pemerintah RI.


19. Tanggal 11 Agustus 1948: Muso memimpin FDR / PKI dan merekonstruksi Politbiro PKI, termasuk DN Aidit, MH Lukman, dan Nyoto.


20. Tanggal 13 Agustus 1948: Muso yg bertemu Presiden Soekarno diminta untuk memperkuat Perjuangan Revolusi. Namun dijawab bahwa dia pulang untuk menertibkan keadaan, yaitu untuk membangun dan memajukan FDR / PKI.


21. Tanggal 19 Agustus 1948: PKI Surakarta membuat KERUSUHAN membakar pameran HUT RI ke-3 di Sriwedari – Surakarta, Jawa Tengah.


22. Tanggal 26 – 27 Agustus 1948: Konferensi PKI


23. Tanggal 31 Agustus 1948: FDR dibubarkan, lalu Partai Buruh dan Partai Sosialis berfusi ke PKI.


24. Tanggal 5 September 1948: Muso dan PKI-nya menyerukan RI agar berkiblat ke UNI SOVIET.


25. Tanggal 10 September 1948: Gubernur Jawa Timur RM Ario Soerjo dan dua perwira polisi dicegat massa PKI di Kedunggalar – Ngawi dan dibunuh, serta jenazahnya dibuang di dalam hutan.


26. Medio September 1948: Dr. Moewardi yang bertugas di Rumah Sakit Solo dan sering menentang PKI diculik dan dibunuh oleh PKI, begitu juga Kol. Marhadi diculik dan dibunuh oleh PKI di Madiun, kini namanya jadi nama Monumen di alun-alun Kota Madiun.


27. Tanggal 13 September 1948: Bentrok antara TNI pro pemerintah dengan unsur TNI pro PKI di Solo.


28. Tanggal 17 September 1948: PKI menculik para Kyai Pesantren Takeran di Magetan. KH Sulaiman Zuhdi Affandi digelandang secara keji oleh PKI dan dikubur hidup-hidup di sumur pembantaian Desa Koco, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan. Di sumur tersebut ditemukan 108 (seratus delapan) kerangka jenazah korban kebiadaban PKI. Selain itu, ratusan orang ditangkap dan dibantai PKI di Pabrik Gula Gorang Gareng.


29. Tanggal 18 September 1948: Kolonel Djokosujono dan Sumarsono mendeklarasikan NEGARA REPUBLIK SOVIET INDONESIA dengan Muso sebagai Presiden dan Amir Syarifuddin Harahap sebagai Perdana Menteri.


30. Tanggal 19 September 1948: Soekarno menyerukan rakyat Indonesia untuk memilih Muso atau Soekarno – Hatta. Akhirnya, pecah perang di Madiun: Divisi I Siliwangi pimpinan Kol. Soengkono menyerang PKI dari Timur dan Divisi II pimpinan Kol. Gatot Soebroto menyerang PKI dari Barat


31. Tanggal 19 September 1948: PKI merebut Madiun, lalu menguasai Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Ngawi, Purwantoro, Sukoharjo, Wonogiri, Purwodadi, Kudus, Pati, Blora, Rembang, dan Cepu, serta kota-kota lainnya.


32. Tanggal 20 September 1948: PKI Madiun menangkap 20 orang polisi dan menyiksa serta membantainya.


33. Tanggal 21 September 1948: PKI Blitar menculik dan menyembelih Bupati Blora Mr.Iskandar dan Camat Margorojo – Pati Oetoro, bersama tiga orang lainnya, yaitu Dr.Susanto, Abu Umar, dan Gunandar, lalu jenazahnya dibuang ke sumur di Dukuh Pohrendeng Desa Kedungringin Kecamatan Tujungan Kabupaten Blora.




34. Tanggal 18 – 21 September 1948: PKI menciptakan 2 (dua) Ladang Pembantaian / Killing Fields dan 7 (tujuh) Sumur Neraka di MAGETAN untuk membuang semua jenazah korban yang mereka siksa dan bantai:


a. Ladang Pembantaian Pabrik Gula Gorang Gareng di Desa Geni Langit.

b. Ladang Pembantaian Alas Tuwa di Desa Geni Langit.

c. Sumur Neraka Desa Dijenan Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Magetan.

d. Sumur Neraka Desa Soco I Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan.

e. Sumur Neraka Desa Soco II Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan.

f. Sumur Neraka Desa Cigrok Kecamatan Kenongomulyo Kabupaten Magetan.

g. Sumur Neraka Desa Pojok Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan.

h. Sumur Neraka Desa Bogem Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan

i. Sumur Neraka Desa Batokan Kecamatan Banjarejo Kabupaten Magetan.


35. Tanggal 30 September 1948: Panglima Besar Jenderal Sudirman mengumumkan bahwa tentara Pemerintah RI berhasil merebut dan menguasai kembali Madiun. Namun Tentara PKI yg lari dari Madiun memasuki Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Dungus dan membantai semua tawanan yg terdiri dari TNI, Polisi, Pejabat Pemerintah, Tokoh Masyarakat dan Ulama, serta Santri.


36. Tanggal 4 Oktober 1948: PKI membantai sedikitnya 212 tawanan di ruangan bekas Laboratorium dan gudang dinamit di Tirtomulyo Kabupaten Wonogiri – Jawa Tengah.


37. Tanggal 30 Oktober 1948: Para pimpinan Pemberontakan PKI di Madiun ditangkap dan dihukum mati, adalah Muso, Amir Syarifuddin, Suripno, Djokosujono, Maruto Darusman, Sajogo, dan lainnya.


38. Tanggal 31 Oktober 1948: Muso dieksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo. Sedang MH Lukman dan Nyoto pergi ke pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).


39. Akhir November 1948: Seluruh pimpinan PKI Muso berhasil dibunuh atau ditangkap, dan seluruh daerah yg semula dikuasai PKI berhasil direbut, antara lain: Ponorogo, Magetan, Pacitan, Purwodadi, Cepu, Blora, Pati, Kudus, dan lainnya.


40. Tanggal 19 Desember 1948: Agresi Militer Belanda II ke Yogyakarta.


41. Tahun 1949: PKI tetap tidak dilarang; sehingga tahun 1949 dilakukan rekonstruksi PKI, dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun 1965.


42. Awal Januari 1950: Pemerintah RI dengan disaksikan puluhan ribu masyarakat yg datang dari berbagai daerah seperti Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek, melakukan pembongkaran 7 (tujuh) Sumur Neraka PKI dan mengidentifikasi para korban. Di Sumur Neraka Soco I ditemukan 108 kerangka mayat yg 68 dikenali dan 40 tidak dikenali, sedang di Sumur Neraka Soco II ditemukan 21 kerangka mayat yg semuanya berhasil diidentifikasi. Para korban berasal dari berbagai kalangan Ulama dan Umara serta Tokoh Masyarakat.


43. Tahun 1950: PKI memulai kembali kegiatan penerbitan Harian Rakyat dan Bintang Merah.


44. Tanggal 6 Agustus 1951: Gerombolan Eteh dari PKI menyerbu Asrama Brimob di Tanjung Priok dan merampas semua senjata api yang ada.


45. Tahun 1951: Dipa Nusantara Aidit memimpin PKI sebagai Partai Nasionalis yg sepenuhnya mendukung Presiden Soekarno; sehingga disukai Soekarno, lalu Lukman dan Nyoto pun kembali dari pengasingan untuk membantu DN Aidit membangun kembali PKI.





46. Tahun 1955: PKI ikut Pemilu pertama di Indonesia dan berhasil masuk empat Besar setelah MASYUMI, PNI dan NU.


47. Tanggal 8 – 11 September 1957: Kongres Alim Ulama Seluruh Indonesia di Palembang – Sumatera Selatan mengharamkan ideologi Komunis dan mendesak Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Pelarangan PKI dan semua mantel organisasinya, tapi ditolak oleh Soekarno.


48. Tahun 1958: Kedekatan Soekarno dengan PKI mendorong Kelompok Anti PKI di Sumatera dan Sulawesi melakukan koreksi hingga melakukan pemberontakan terhadap Soekarno. Saat itu MASYUMI dituduh terlibat; karena Masyumi merupakan MUSUH BESAR PKI


49. Tanggal 15 Februari 1958: Para pemberontak di Sumatera dan Sulawesi mendeklarasikan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), namun pemberontakkan ini berhasil dikalahkan dan dipadamkan.


50. Tanggal 11 Juli 1958: DN Aidit dan Rewang mewakili PKI ikut Kongres Partai Persatuan Sosialis Jerman di Berlin.


51. Bulan Agustus 1959: TNI berusaha menggagalkan Kongres PKI, namun kongres tersebut tetap berjalan karena ditangani sendiri oleh Presiden Soekarno.


52. Tahun 1960: Soekarno meluncurkan slogan NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yg didukung penuh oleh PNI, NU dan PKI. Dengan demikian PKI kembali terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan RI.


53. Tanggal 17 Agustus 1960: Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.200 Th.1960 tertanggal 17 Agustus 1960 tentang PEMBUBARAN MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia) dengan dalih tuduhan keterlibatan Masyumi dalam pemberotakan PRRI, padahal hanya karena ANTI NASAKOM.


54. Pertengahan Tahun 1960: Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa PKI semakin kuat dengan keanggotaan mencapai 2 (dua) juta orang.


55. Bulan Maret 1962: PKI resmi masuk dalam pemerintahan Soekarno. DN Aidit dan Nyoto diangkat oleh Soekarno sebagai Menteri Penasehat.


56. Bulan April 1962: Kongres PKI.


57. Tahun 1963: PKI memprovokasi Presiden Soekarno untuk Konfrontasi dengan Malaysia, dan mengusulkan dibentuknya Angkatan Kelima yg terdiri dari BURUH dan TANI untuk dipersenjatai dengan dalih ”mempersenjatai rakyat untuk bela negara” melawan Malaysia.


58. Tanggal 10 Juli 1963: Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal 10 Juli 1963 tentang PEMBUBARAN GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), lagi-lagi hanya karena ANTI NASAKOM.


59. Tahun 1963: Atas desakan dan tekanan PKI terjadi Penangkapan Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta Ulama Anti PKI, antara lain: KH. Buya Hamka, KH. Yunan Helmi Nasution, KH. Isa Anshari, KH. Mukhtar Ghazali, KH. EZ. Muttaqien, KH. Soleh Iskandar, KH. Ghazali Sahlan dan KH. Dalari Umar.


60. Bulan Desember 1964: Chaerul Saleh Pimpinan Partai MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak) yg didirikan oleh mantan Pimpinan PKI, Tan Malaka, menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan KUDETA.




61. Tanggal 6 Januari 1965: Atas desakan dan tekanan PKI terbit Surat Keputusan Presiden RI No.1 / KOTI / 1965 tertanggal 6 Januari 1965 tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah memfitnah PKI


62. Tanggal 13 Januari 1965: Dua sayap PKI, yaitu PR (Pemuda Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia) menyerang dan menyiksa peserta Training PII (Pelajar Islam Indonesia) di Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, sekaligus melecehkan pelajar wanitanya, dan juga merampas sejumlah Mushaf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injaknya.


63. Awal Tahun 1965: PKI dengan 3 juta anggota menjadi Partai Komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. PKI memiliki banyak Ormas, antara lain: SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakjat, Gerwani, BTI (Barisan Tani Indonesia), LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakjat), dan HSI (Himpunan Sardjana Indonesia).


64. Tanggal 14 Mei 1965: Tiga sayap organisasi PKI yaitu PR, BTI, dan GERWANI merebut perkebunan negara di Bandar Betsi, Pematang Siantar, Sumatera Utara, dengan menangkap dan menyiksa serta membunuh Pelda Sodjono penjaga PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Karet IX Bandar Betsi.


65. Bulan Juli 1965: PKI menggelar pelatihan militer untuk 2000 anggotanya di Pangkalan Udara Halim dengan dalih ”mempersenjatai rakyat untuk bela negara”, dan dibantu oleh unsur TNI Angkatan Udara.


66. Tanggal 21 September 1965: Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.291 th.1965 tertanggal 21 September 1965 tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat memusuhi PKI.


67. Tanggal 30 September 1965 pagi: Ormas PKI Pemuda Rakjat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.


68. Tanggal 30 September 1965 malam: Terjadi Gerakan G30S / PKI atau disebut juga GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh):


a. PKI menculik dan membunuh 6 (enam) Jenderal Senior TNI AD di Jakarta dan membuang mayatnya ke dalam sumur di LUBANG BUAYA – Halim, mereka adalah : Jenderal Ahmad Yani, Letjen R.Suprapto, Letjen MT Haryono, Letjen S. Parman, Mayjen Panjaitan, dan Mayjen Sutoyo Siswomiharjo.


b. PKI juga menculik dan membunuh Kapten Pierre Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution.


c. PKI pun membunuh AIP KS Tubun seorang Ajun Inspektur Polisi yang sedang bertugas menjaga rumah kediaman Wakil PM Dr. J. Leimena yang bersebelahan dengan rumah Jenderal AH Nasution.


d. PKI juga menembak putri bungsu Jenderal AH Nasution yang baru berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma Suryani Nasution, yg berusaha menjadi perisai ayahandanya dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak dan akhirnya wafat pada tanggal 6 Oktober 1965.


e. G30S / PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yg membentuk tiga kelompok gugus tugas penculikan, yaitu: Pasukan Pasopati dipimpin Lettu Dul Arief, dan Pasukan Pringgondani dipimpin Mayor Udara Sujono, serta Pasukan Bima Sakti dipimpin Kapten Suradi.


f. Selain Letkol Untung dan kawan-kawan, PKI didukung oleh sejumlah perwira ABRI / TNI dari berbagai angkatan, antara lain:


- Angkatan Darat: Mayjen TNI Pranoto Reksosamudro, Brigjen TNI Soepardjo, dan Kolonel  A. Latief


- Angkatan Laut: Mayor KKO Pramuko Sudarno, Letkol Laut Ranu Sunardi, dan Komodor Laut Soenardi


- Angakatan Udara: Men / Pangau Laksdya Udara Omar Dhani, Letkol Udara Heru Atmodjo, dan Mayor Udara Sujono


- Kepolisian: Brigjen Pol. Soetarto, Kombes Pol. Imam Supoyo dan AKBP Anwas Tanuamidjaja.


69. Tanggal 1 Oktober 1965: PKI di Yogyakarta juga membunuh Brigjen Katamso Darmokusumo dan Kolonel Sugiono. Lalu di Jakarta PKI mengumumkan terbentuknya DEWAN REVOLUSI baru yg telah mengambil alih kekuasaan.


70. Tanggal 2 Oktober 1965: Soeharto mnegambil alih kepemimpinan TNI dan menyatakan Kudeta PKI gagal, dan mengirim TNI AD menyerbu dan merebut pangkalan udara Halim dari PKI.




71. Tanggal 6 Oktober 1965: Soekarno menggelar Pertemuan Kabinet dan Menteri PKI ikut hadir serta berusaha melegalkan G30S, tapi ditolak, bahkan terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S, lalu usai rapat Nyoto pun langsung ditangkap.


72. Tanggal 13 Oktober 1965: Ormas Anshor NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di seluruh Jawa.


73. Tanggal 18 Oktober 1965: PKI menyamar sebagai Anshor Desa Karangasem (kini Desa Yosomulyo) Kecamatan Gambiran, lalu mengundang Anshor Kecamatan Muncar untuk pengajian. Saat Pemuda Anshor Muncar datang, mereka disambut oleh Gerwani yang menyamar sebagai Fatayat NU, lalu mereka diracuni,

  Setelah keracunan mereka dibantai oleh PKI dan jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa / Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi. Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshor yg dibantai, dan ada beberapa pemuda yg selamat dan melarikan diri, sehingga menjadi saksi mata peristiwa. Peristiwa tragis itu disebut Tragedi Cemetuk, dan kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.


74. Tanggal 19 Oktober 1965: Anshor NU dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.


75. Tanggal 11 November 1965: PNI dan PKI bentrok di Bali.


76. Tanggal 22 November 1965: DN Aidit ditangkap dan diadili serta dihukum mati.


77. Bulan Desember 1965: Aceh dinyatakan telah bersih dari PKI.


78. Tanggal 11 Maret 1966: Terbit Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yg memberi wewenang penuh kepada Soeharto untuk mengambil langkah pengamanan Negara RI.


79. Tanggal 12 Maret 1966: Soeharto melarang secara resmi PKI.


80. Bulan April 1966: Soeharto melarang Serikat Buruh pro PKI yaitu SOBSI.


81. Tanggal 13 Februari 1966: Bung Karno masih tetap membela PKI, bahkan secara terbuka di dalam pidatonya di muka Front Nasional di Senayan mengatakan, ”Di Indonesia ini tidak ada partai yang pengorbanannya terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI…”


82. Tanggal 5 Juli 1966: Terbit TAP MPRS No.XXV th.1966 yang ditanda-tangani Ketua MPRS RI Jenderal TNI AH Nasution tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran paham Komunisme, Marxisme, dan Leninisme.


83. Bulan Desember 1966: Sudisman mencoba menggantikan Aidit dan Nyoto untuk membangun kembali PKI, tapi ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1967.


84. Tahun 1967: Sejumlah kader PKI seperti Rewang, Oloan  , dan Ruslan Widjajasastra, bersembunyi di wilayah terpencil di selatan Blitar bersama kaum Tani PKI.


85. Bulan Maret 1968: Kaum Tani PKI di selatan Blitar menyerang para pemimpin dan kader NU, sehingga 60 (enam puluh) orang NU tewas dibunuh.

86. Pertengahan 1968: TNI menyerang Blitar dan menghancurkan persembunyian terakhir PKI.


87. Dari tahun 1968 s/d 1998: Sepanjang Orde Baru secara resmi PKI dan seluruh mantel organisasinya dilarang di seluruh Indonesia dengan dasar TAP MPRS No.XXV th.1966.


88. Dari tahun 1998 s/d 2015: Pasca Reformasi 1998 pimpinan dan anggota PKI yg dibebaskan dari penjara, beserta keluarga dan simpatisannya yg masih mengusung IDEOLOGI KOMUNIS, justru menjadi pihak paling diuntungkan, sehingga kini  mereka merajalela melakukan aneka gerakan pemutarbalikan fakta sejarah dan memposisikan PKI sebagai PAHLAWAN.


89. Waspada !!

90. Waspada dan Tetap Waspada !!!

csgscsgscsgscsgscsgscsgs

••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Disebarluaskan Oleh :

@ C|S|G|S :




Sabtu, 07 September 2024

SUARA PERUBAHAN DARI SURABAYA

 Daripada Mengutuk Kegelapan, Lebih Baik Menyalakan Lilin

By : Isa Ansori, 




7 September 2024 9:14 AM


Namun, perjuangan untuk menyalakan lilin ini tidak dapat dilakukan oleh Anies dan segelintir orang saja.



Dalam kegelapan yang melingkupi ruang politik Indonesia, sering kali kita terjebak dalam kemarahan dan kutukan terhadap partai-partai politik yang semakin jauh dari tujuan mulia demokrasi. Banyak partai yang seharusnya menjadi wadah aspirasi rakyat, justru berubah menjadi alat untuk melayani segelintir elit, meninggalkan rakyat di pinggir jalan dengan tangan kosong. 


Seolah-olah demokrasi kita telah terdistorsi, berubah menjadi sebuah arena perebutan kekuasaan oleh mereka yang duduk di kursi terhormat tanpa lagi memedulikan suara-suara yang mengangkat mereka ke sana.


Salah satu fenomena yang mempercepat pembusukan demokrasi ini adalah manuver Presiden Joko Widodo dalam mengkooptasi partai-partai politik untuk kepentingannya sendiri. 


Di bawah kepemimpinannya, partai-partai yang seharusnya menjadi penyeimbang kekuasaan eksekutif, malah bersekutu dalam kekuatan yang justru mengerdilkan prinsip check and balance yang fundamental bagi demokrasi. Alih-alih memperkuat sistem politik yang sehat, Jokowi menggunakan pengaruhnya untuk menciptakan koalisi yang membungkam oposisi, mematikan dinamika politik yang kritis, dan menjadikan demokrasi hanya formalitas tanpa substansi. 


Dengan menguasai partai politik melalui kekuasaan dan kedekatan, ia mengerdilkan hak rakyat untuk memiliki pemerintahan yang benar-benar mendengar dan melayani mereka.


Benarkah RRC akan menjajah Kita ? 


Namun, apakah cukup hanya mengutuk kegelapan ini? 

Apakah dengan melontarkan kritik dan mencela kerusakan yang terjadi kita bisa membawa perubahan? Tentu tidak. 

Kutukan tanpa aksi adalah bentuk kepasrahan, dan kepasrahan hanyalah memperpanjang kelamnya malam demokrasi kita. Justru, inilah saatnya kita menyalakan lilin. Membangun sebuah langkah nyata yang menjadi antitesa dari feodalisme yang mengakar dalam partai-partai politik kita. Saatnya membangun kekuatan yang benar-benar mendengar, memahami, dan memperjuangkan suara rakyat.


Inisiatif yang diusung oleh Anies Baswedan untuk mendirikan partai politik sebagai simbol perlawanan terhadap feodalisme politik adalah sebuah cahaya di tengah kegelapan ini. Anies memahami bahwa demokrasi tidak boleh dijalankan oleh sekelompok kecil elite yang merasa memiliki kebenaran absolut. 


Demokrasi adalah suara kolektif rakyat, sebuah simfoni dari berbagai kepentingan yang harus diakomodasi dalam harmoni. Anies dan gerakannya menawarkan harapan baru, partai yang tidak dikuasai oleh dinasti politik, tetapi sebuah organisasi politik yang transparan, egaliter, dan berpihak pada kepentingan publik.


Namun, perjuangan untuk menyalakan lilin ini tidak dapat dilakukan oleh Anies dan segelintir orang saja. Rakyat sebagai pemilik sejati demokrasi juga harus mengambil bagian dalam upaya perlawanan ini. Apa yang bisa kita lakukan?


Pertama, kesadaran politik masyarakat harus ditingkatkan. 

Rakyat harus melek politik, menyadari bahwa suara mereka tidak sekadar alat untuk memilih, tetapi kekuatan untuk mengubah. Kita harus kritis terhadap partai-partai politik yang hanya berfungsi sebagai alat oligarki dan berhenti memberikan dukungan kepada mereka yang telah mengkhianati kepentingan publik.


Kedua, dukungan kepada gerakan dan partai politik alternatif harus diperkuat.

 Anies mungkin sedang menawarkan lilin demokrasi baru, tetapi tanpa dukungan rakyat yang kuat, cahaya lilin itu tidak akan bertahan lama. Partai yang dia usung harus didukung dengan kesadaran, komitmen, dan partisipasi rakyat. Ini bisa dilakukan melalui keterlibatan aktif dalam diskusi, forum, hingga turun langsung ke ranah politik untuk memperkuat gerakan politik baru yang dibawa oleh Anies.


Ketiga, rakyat harus menolak pragmatisme politik yang menawarkan keuntungan jangka pendek. 

Politik uang dan janji-janji palsu sering kali menjadi jebakan bagi masyarakat untuk memilih pemimpin atau partai yang tidak memiliki visi jangka panjang. Rakyat harus memilih pemimpin dan partai yang menawarkan perbaikan sistemik, bukan sekadar janji-janji sesaat yang menguntungkan sekelompok elit.


Keempat, perkuat jaringan dan solidaritas rakyat. 

Demokrasi tidak hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga soal membangun masyarakat sipil yang kuat. Rakyat harus bersatu dalam organisasi, komunitas, dan gerakan yang memperjuangkan keadilan sosial, kebebasan berpendapat, serta kesetaraan di depan hukum.


Momentum ini sangat tepat, karena Joko Widodo akan segera lengser dari posisinya sebagai presiden. Transisi kekuasaan ini adalah kesempatan bagi rakyat untuk tidak membiarkan pemerintahan selanjutnya melanjutkan praktik-praktik yang merusak demokrasi. 


Lilin demokrasi yang sedang dirintis harus dijaga agar terang semakin besar. Jangan sampai kekuasaan pasca-Jokowi meneruskan pola politik yang hanya menguntungkan elit dan merugikan rakyat.


Pandangan seorang ARB 



Saat ini adalah waktu yang tepat bagi rakyat untuk bangkit! 


Saatnya kita merebut kembali demokrasi dari tangan tirani kekuasaan yang hanya menguntungkan elit politik dan oligarki. Demokrasi bukan milik segelintir elite, bukan pula instrumen bagi mereka yang haus kekuasaan untuk memperkaya diri. 


Demokrasi adalah milik rakyat—kita semua—dan saatnya kita mengembalikannya pada tempat yang semestinya. Rakyat harus berani bersuara, berani bertindak, dan berani mengambil kembali hak mereka yang telah dirampas oleh sistem yang korup.


Perlawanan ini bukan hanya soal politik di atas kertas, tetapi soal masa depan bangsa. Inilah momen bagi rakyat untuk bangkit melawan ketidakadilan dan menuntut demokrasi yang lebih bersih, lebih jujur, dan lebih berkeadilan. Inilah waktu kita untuk bertindak! Kita harus menyatukan kekuatan, memperjuangkan kebenaran, dan merebut kembali demokrasi yang selama ini telah dirampas dari tangan kita.


Lilin ini mungkin kecil, tetapi dari satu cahaya, bisa menyebar menjadi ribuan. Setiap langkah kecil yang kita ambil untuk melawan kegelapan sistem politik yang korup, akan membawa kita lebih dekat pada cita-cita demokrasi yang sebenarnya.


Sebagai rakyat kita berharap bahwa lilin ini akan semakin banyak yang menyalakan. 


Karena nyala itu adalah simbol kesadaran kita bahwa rakyat adalah pemilik sah negeri ini. Musuh besar kita saat ini bukanlah asing tapi adalah bangsa sendiri dan elit politik yang memegang kekuasaan dengan rakus dan menjadi kaki tangan asing dan oligarki.


Bangkit melawan adalah sebuah pilihan kalau kita tak ingin dijajah lagi. 


Bangkit melawan adalah sebuah perbuatan suci karena hanya dengan cara itulah kita akan bisa menghidupkan kembali amanah para pendiri bangsa ketika berjuang membebaskan negeri ini dari penjajahan tirani.


Surabaya, 7 September 2024


Isa Ansori, Kolumnis dan Akademisi, Dewan Penasihat Perhimpunan Boemi Poetera Indonesia Jawa Timur, Tinggal di Surabaya


Sumber : 

https://kbanews.com/resonansi/daripada-mengutuk-kegelapan-lebih-baik-menyalakan-lilin/



Faizal Assegaf, Kritikus Politik